Mungkin Ini Yang Bisa Saya Bagi Kepada Anda
Jika Kurang Berkenan Dengan Artikel Yang Saya Posting, Saya Menghaturkan Maaf, Bila Anda Puas Dan Senang Dengan Artikel Saya Sudah Selayaknya Anda Bisa Berbagi Kepada Anak Yatim Piatu Atau Tetangga Anda Yang Kurang Mampu. Saya yakin dengan berbagi, masalah atau hal yang kita kerjakan akan cepat selesai.

Kamis, 27 Mei 2010

Pengertian Pembangunan Ekonomi Daerah

Pengertian Pembangunan Ekonomi Daerah
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. (Lincolin Arsyad, 1999)

Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang berdasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang kegiatan ekonomi.

Pembangunan ekonomi daerah suatu proses yaitu proses yang mencakup pembentukan-pembentukan institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikam kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pemngetahuan, dan pengembangan perusahaan-perusahan baru.

Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tesebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan dengan menggunakan sumberdaya yang ada harus menafsir potensi sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah. (Lincolin Arsyad, 1999)

Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah
Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai perencanaan untuk memperbaiki penggunaan sumberdaya publik yang tersedia didaerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai sumberdaya swasta secara bertanggung jawab.

Pembangunan ekonomi yang efisien membutuhkan secara seimbang perencanaan yang lebih teliti mengenai penggunaan sumber daya publik dan sektor swasta : petani, pengusaha kecil, koperasi, pengusaha besar, organisasi sosial harus mempunyai peran dalam proses perencanaan.

Ada tiga (3) impilikasi pokok dari perencanaan pembangunan ekonomi daerah:
Pertama, perencanan pembangunan ekonomi daerah yang realistik memerlukan pemahaman tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan nasional dimana daerah tersebut merupakan bagian darinya, keterkaitan secara mendasar antara keduanya, dan konsekuensi akhir dari interaksi tersebut.

Kedua, sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah dan sebaliknya yang baik di daerah belum tentu baik secara nasional.

Ketiga, Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah, misalnya administrasi, proses pengambilan keputusan, otoritas biasanya sangat berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia pada tingkat pusat. Selain itu, derajat pengendalian kebijakan sangat berbeda pada dua tingkat tersebut. Oleh karena itu perencanaan darah yang efektif harus bisa membedakan apa yang seyogyanya dilakukan dan apa yang dapat dilakukan, dengan menggunakan sumber daya pembangunan sebaik mungkin yang benar-benar dapat dicapai, dan mengambil manfaat dari informasi yang lengkap yang tersedia pada tingkat daerah karena kedekatan para perencananya dengan obyek perencanaan. (Lincolin arsyad, 1999)

Definisi Perencanaan Ekonomi

Definisi Perencanaan Ekonomi

Perencanaan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang mencangkup keputusan- keputusan atau pilihan – pilihan berbagai alternatif penggunaan sumberdaya untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu pada masa yang akan datang (Conyers & Hills , 1994) Berdasarkan definisi diatas berarti ada empat elemen dasar perencanaan yaitu :
a. Merencanakan berarti memilih
b. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumberdaya
c. Perencanaan merupakan alat untuk mecapai tujuan
d. Perencanan untuk masa depan (Lincolin Arsyad,1999)

Arthur lewis dalam bukunya berjudul Development Planning (1966). Membagi perencanaan dalam 6 (enam) pengertian yaitu :
1. Istilah perencanaan seringkali dihubungkan dengan letak geografis, bangunan, tempat tinggal, bioskop dan lainnya. Di negara sedang berkembang hal ini sering disebut dengan istilah perencanaan kota dan negara (town and country planning) atau perencanaan kota dan daerah (urban and regional planning).

2. Perencanaan mempunyai arti keputusan penggunaan dan pemerintah dimasa yang akan datang.

3. Ekonomi berencana adalah ekonomi dimana setiap unit produksi hanya memanfaatkan sumber daya manusia, bahan baku, dan peralatan yang dialokasikan dengan jumlah tertentu dan menjual produknya hanya kepada perusahaan atau perorangan yang ditunjuk oleh pemerintah.

4. Perencanaan berarti setiap penentuan sasaran produksi oleh pemerintah.

5. Penerapan sasaran untuk perekonomian secara keseluruhan dengan maksud untuk mengalokasikan semua tenaga kerja, devisa, bahan mentah dan sumberdaya lainnya ke berbagai bidang perekonomian.

6. Untuk menggambarkan sarana yang digunakan pemerintah untuk memaksakan sasaran-sasaran yang ditetapkan.
7.
Perencanaan sebenarnya merupakan suatu proses yang berkesinambungan dari waktu ke waktu dengan melibatkan kebijaksanaan (polycy) dari pembuat keputusan berdasarkan sumber daya yang tersedia dan disusun secara sistematis.

Maka pelaksanaan perancangan pembuatan perencanaan itu pada dasarnya adalah mengambil suatu kebijaksanaan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut (Soekartawi, 1990).
1. Perencanaan berarti memilih berbagai alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif yang ada.
2. Perencanaan berarti pula alokasi sumberdaya yang tersedia baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia.
3. Perencanaan mengandung arti rumusan yang sistematis yang didasarkan pada kepentingan masyarakat banyak.
4. Perencanaan juga menyangkut masalah tujuan atau sasaran tertentu yang harus dicapai.
5. Perencanaan juga dapat diartikan atau dikaitkan dengan kepentingan masa depan.

Meskipun tidak ada kesepakatan diantara para ekonomi berkenaan dengan istilah perencanaan ekonomi mengandung arti pengendalian dan pengaturan perekonomian dengan sengaja oleh pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu didalam jangka waktu tertentu pula. (Lincolin arsyid, 1999)

Fungsi Perencanaan Ekonomi
Beberapa buku literatur perencanaan pembangunan (Development planning) pembahasan terhadap pentingnya perencanaan ini sering dikaitkan dengan pembangunan itu sendiri. Dengan demikian, pembahasan pentingnya aspek perencanaan yang dikaitkan dengan aspek pembangunan dapat diklarifikasikan menjadi dua topik utama, yaitu :
1. Perencanaan sebagai alat dari pembangunan.
2. Perencanaan sebagai tolok ukur dari berhasil atau tidaknya pembangunan tersebut.

Perencanaan dianggap sebagai alat pembangunan karena perencanaan memang merupakan alat strategis dalam menuntun jalannya pembangunan. Suatu perencanaan yang disusun secara acak-acakkan (tidak sistematis) dan tidak memperhatikan aspirasi target group (sasaran), maka pembangunan yang dihasilkan tidak seperti yang diharapkan. Dengan demikian dalam konteks perencanaan, sebagai alat maka mempunyai keunggulan komprehensif sebagai berikut :
a. Perencanaan dapat dipakai sebagai alat untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan.
b. Perencanaan dapat dipakai sebagai alat penentuan sebagai alternatif dan berbagai kegiatan pembangunan.
c. Perancanaan dapat dipakai sebagai penentuan skala prioritas.
d. Perencanaan dapat dipakai sebagai alat peramalan (forecasting) dari kegiatan dari masa ke masa yang akan datang. (Soekartawi, 1990)

Sementara menurut Lincolin Arsyad fungsi-fungsi perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Dengan perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada tujuan pembangunan.
b. Dengan perencanaan dapat dilakukan suatu perkiraan potensi-potensi, prospek-prospek perkembangan, hambatan serta resiko yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang.
c. Perencanaan memberikan kesempatan untuk mengadakan pilihan yang terbaik.
d. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas dari segi pentingnya tujuan.
e. Perencanaan sebagai alat untuk mengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan evaluasi.
Proses Perencanaan Ekonomi
Proses perencanaan merupakan hal mendasar yang harus diperhatikan oleh para pembuat keputusan (perencanaan), adapun proses perencanaan ekonomi tersebut dibagi kedalam empat tahap diantaranya adalah:
1. Tahap pertama, pada tahap ini diterapkan tujuan oleh pemimpin politik, serta prioritas tujuan untuk mengarahkan para perencana jika terjadi konflik tujuan.
2. Tahap kedua, adalah mengukur ketersediaan sumberdaya yang langka sebelum periode perencanaan tersebut.
3. Tahap ketiga, hampir dari semua upaya ekonomi ditujukan untuk memilih berbagai cara (kegiatan dan alat) yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan nasional.
4. Tahap keempat, perencanaan mengerjakan proses pemilihan kegiatan yang penting dan mungkin untuk mencapai tujuan nasional (welfare fungtion) tanpa terganggu adanya kendala-kendala sumberdaya dan organisasional. Hasil dari proses ini adalah strategi pembangunan (Development strategy) atau rencana mengatur kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama beberapa tahun (biasanya lima tahun). (Lincoln Arsyad, 1999)

Pertumbuhan dan Perkembangan Ekonomi menurut Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi lima tahap yang berurutan, yaitu dimulai dari masa perburuan, masa berternak, masa bercocok tanam, masa perdagangan dan yang terakhir adalah masa perindustrian. Menurut teori ini, masyarakat akan bergerak dari masyarakat tradisional kemasayarakat modern yang kapitalis. Dalam prosesnya, pertumbuhan ekonomi akan semakin terpacu dengan adanya sistem pembagian kerja antar pelaku ekonomi. Dalam hal ini, Adam Smith memandang pekerja sebagai salah satu input bagi proses produksi.Pembagian kerja merupakan titik sentral pembahasan dalam terori Adam Smith, dalam upaya meningkatkan produktifitas tenaga kerja. Dalam pembangunan ekonomi, modal memegang peran penting. Menurut teori ini, akumulasi modal akan menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Modal tersebut diperoleh dari tabungan yang dilakukan masyarakat. Adanya akumulasi modal yang dihasilkan dari tabungan, maka pelaku ekonomi dapat menginvestasikan kesektor riil, dalam upaya untuk meningkatkan penerimaannya.

Menurut Adam Smith proses pertumbuhan akan terjadi secara simultan dan memiliki hubungan keterkaitan satu dengan lain. Timbulnya peningkatan kinerja pada suatu sektor akan meningkatkan daya tarik bagi pemupukan modal, mendorong kemajuan tekhnologi, meningkatkan spesialisasi dan memperluas pasar hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi semakin pesat. Proses pertumbuhan ekonomi sebagai suatu ‘fungsi tujuan’, pada akhirnya harus tunduk pada ‘fungsi kendala’, yaitu keterbatasan sumberdaya ekonomi. Pertumbuhan ekonomi akan mengalami keterlambatan jika daya dukung alam tidak mampu lagi mengimbangi aktivitas ekonomi yang ada. Keterbatasan sumberdaya merupakan faktor yang dapat menghambat ekonomi tersebut, bahkan dalam perkembangan hal tersebut justru menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi. (Mudrajad kuncoro, 1997)

Senin, 24 Mei 2010

Struktur Kepemilikan Saham

Struktur Kepemilikan Saham

Struktur kepemilikan saham adalah proporsi kepemilikan institusional dan manjemen dalam kepemilikan saham perusahaan.

1. Kepemilikan Manajerial
Shleifer dan Vishny (1986) dalam Theresia (2002) menemukan kepemilikan institusional secara positif terhadap kepemilikan manajerial. Kepemilikan institusional secara mayoritas akan mengurangi kemungkinan perusahaan untuk diakuisisi, sehingga meningkatkan keinginan manajer untuk memperbasar kepemilikan pada perusahaan. Namun sebaliknya, menurut Fitri dan Manduh (2003) semakin tinggi kepemilikan institusioanal maka akan semakin meningkatkan kepengawasan pihak eksternal terhadap perusahaan.

Proporsi hutang yang besar akan menempatkan manajer di bawah pengawasan debtholders dan manajer cenderung tidak menyukai pengawasan oleh debtholders tersebut, sehingga pengaruh kebijakan hutang terhadap kepemilikan manajerial adalah negatif. Kontras dengan pernyataan diatas, Fitri dan Mamduh (2003) menyatakan adanya pengaruh positif. Pernyataan ini berdasarkan pada asumsi bahwa penggunaan hutang akan mengurangi kebutuhan penerbitan saham baru sehingga meningkatkan proporsi kepemilikan manajerial.

Hubungan antara dividend dan kepemilikan manajerial dapat dijelaskan melalui free cash flow hypothesis (FCF) (Jensen, 1986). Melalui hipotesis ini kebijakan dividen digunakan untuk mempengaruhi kepemilikan manajerial sehingga mengurangi biaya keagenan yang berkaitan dengan FCF. Penelitian tersebut membuktikan bahwa terdapat hubungan subtitusi antara kebijakan dividend dan kepemilikan manajerial.

2. Kepemilikan Institusional
Dengan tingginya kepemilikan manajerial, para investor institusional akan mendapatkan kesempatan kontrol perusahaan yang lebih sedikit. Ini berarti bahwa hubungan antara kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional adalah negatif. Hubungan ini sesuai dengan penelitian Fitri dan Mamduh (2003).

Risiko mempunyai hubungan negatif dan signifikan terhadap kepemilikan institusional. Tingginya risiko yang dihadapi perusahaan meningkatkan risiko kebangkrutan dan volatilitas dari pendapatan, hal ini akan mengurangi minat institusi untuk melakukan investasi pada saham perusahaan itu karena institusi lebih mementingkan pada stabilitas pendapatan (Fitri dan Mamduh,2003).

Menurut Crutchley et al (1999), pengaruh kebijakan hutang terhadap kepemilikan institusional adalah positif. Kebijakan hutang yang tinggi menyebabkan perusahaan dimonitor oleh pihak debtholders, karena monitoring dalam perusahaan yang ketat tadi menyebab manajer akan bertindak sesuai dengan kepentingan debtholders dan shareholders, sehingga kondisi ini akan menarik masuknya kepemilikan institusional.

Kebijakan dividen mempunyai pengaruh positif terhadap kepemilikan institusional. Dari sudut pandang investor, investor institusional mungkin akan lebih tertarik untuk berinvestasi pada saham dengan dividen yang tinggi dan mekanisme yang ketat.
Semakin banyak saham yang dimiliki manajer akan semakin menurunkan masalah keagenan sehingga membuat dividen tidak perlu dibayarkan pada risiko yang tinggi dalam hal ini berarti kepemilikan manajerial mempengaruhi kebijakan dividen secara negatif.

Dengan jumlah investasi yang tinggi, investor institusional melakukan monitoring yang semakin ketat dan menghalangi perilaku oportunis manajer. Monitoring oleh investor institusional ini dapat mengurangi agency cost dalam hal ini yaitu biaya yang ditanggung pemilik untuk mengawasi agen seperti biaya audit, sehingga dividen yang dibayarkan juga menurun. Kehadiran kepemilikan institusional memiliki efek subtitusi bagi pembayaran dividen untuk mengurangi biaya keagenan.

Menurut Chen dan Steiner (1999), variabe risiko mempunyai hubungan negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Dengan tingginya risiko bisnis yang dihadapi perusahaan akan diantisipasi dengan kebijakan pembayaran dividen yang rendah. Dividen yang rendah dapat digunakan untuk menghindari pemotongan dividen dimasa mendatang sehingga penalokasian sebagian keuntungan pada laba ditahan dapat digunakan untuk investasi lebih lanjut.

Malalui penjelasan balancing model of agency cost, Megginson (1997) dalam Mahadwarta (2002) menyatakan bahwa kebijakan hutang mempengaruhi kebijakan dividen dengan hubungan yang negatif. Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi akan berusaha untuk mengurangi agency cost of debt-nya dengan mengurangi hutang, sehingga untuk membiayai investasinya digunakan pendanaan dari aliran cost internal. Pemegang saham akan merelakan aliran kas internal yang sebelumnya dapat digunakan untuk pembayaran dividen untuk membiayai investasi

Nilai Perusahaan

Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Bringham Gapensi, 1996). Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen asset.

Menurut Fama (1978) dalam Untung wahyudi et.al , nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai asset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga akan meningkatkan harga saham, dengan meningkatnya harga saham maka nilai perusahaan pun akan meningkat.

Indikator- indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan diantaranya adalah:

1. PER (Price Earning Ratio)
PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham. ( Sutrisno, 2000 dalam Mohammad Usman,2001 dalam Malla Bahagia,2008).
Rumus yang digunakan adalah :

Harga Pasar Saham
PER= -------------------------------

Laba per Lembar Saham

Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah :
• Tingkat pertumbuhan laba
• Dividend Payout Ratio
• Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal.

Menurut Basuku Yusuf, 2005 dalam Malla Bahagia, 2008, hubungan faktor-faktor tersebut terhadap PER dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Semakin tinggi Pertumbuhan laba semakin tinggi PER nya, dengan kata lain hubungan antara pertumbuhan laba dengan PER nya bersifat positif. Hal ini dikarenakan bahwa prospek perusahaan dimasa yang akan datang dilihat dari pertumbuhan laba, dengan laba perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya yang dikeluarkan secara efisien. Laba bersih yang tinggi menunjukkan earning per share yang tinggi, yang berarti perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas yang baik, dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut sehingga saham-saham dari perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas dan pertumbuhan laba yang tinggi akan memiliki PER yang tinggi pula, karena saham-saham akan lebih diminati di bursa sehingga kecenderungan harganya meningkat lebih besar.

2. Semakin tinggi Dividend Payout Ratio (DPR), semakin tinggi PER nya. DPR memiliki hubungan positif dengan PER, dimana DPR menentukan besarnya dividen yang diterima oleh pemilik saham dan besarnya dividen ini secara positif dapat mempengaruhi harga saham terutama pada pasar modal didominasi yang mempunyai strategi mangejar dividen sebagai target utama, maka semakin tinggi dividen semakin tinggi PER.

3. Semakin tinggi required rate of return (r) semakin rendah PER, r merupakan tingkat keuntungan yang dianggap layak bagi investasi saham, atau disebut juga sebagai tingkat keuntungan yang disyaratkan. Jika keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut ternyata lebih kecil dari tingkat keuntungan yang disyaratkan, berarti hal ini menunjukkan investasi tersebut kurang menarik, sehingga dapat menyebabkan turunnya harga saham tersebut dan sebaliknya. Dengan begitu r memiliki hubungan yang negatif dengan PER, semakin tinggi tingkat keuntungan yang diisyaratkan semakin rendah nilai PER nya.
PER adalah fungsi dari perubahan kemampuan laba yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin besar PER, maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

2. PBV (Price Book Value)
Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham, 1999: 92).
Rumus yang digunakan adalah :

Harga Pasar per Lembar Saham
PBV = ---------------------------------------

Nilai Buku per Lembar Saham

Pengertian Struktur Modal

Pengertian Struktur Modal

Struktur modal / capital structure : berkaitan dengan struktur pembelanjaan permanen perusahaan yang terdiri dari hutang jangka panjang dan modal sendiri. Ahmad Rodoni dan Indo Yama Nasaruddin (2007).

Struktur modal adalah perbandingan nilai hutang dengan nilai modal sendiri yang tercermin pada laporan keuangan akhir tahun.

Struktur modal merupakan perimbangan antara utang dengan modal yang dimiliki perusahaan. Salah satu isi penting yang sering dihadapi oleh manajer suatu perusahaan adalah menentukan perimbangan yang tepat antara utang dengan modal.

Terdapat tiga teori utama dalam menjelaskan tujuan perusahaan dalam memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. Ketiga teori tersebut berusaha menjelaskan bagaimana struktur modal dapat memaksimumkan nilai perusahaan. Ketiga teori tersebut adalah :
a) Teori Tradisional atau Teori Klasik
Menyatakan bahwa struktur modal yang optimal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan adalah dengan cara meminimumkan biaya modal rata-rata (average cost of capital). Salah satu versi teori ini dikembangkan oleh Ezra Solomon yang menyatakan bahwa struktur modal yang optimal terjadi apabila terdapat kelebihan antara debt equity ratio dengan average cost of capital.

b) Teori yang dikembangkan oleh Miller dan Modigliani
Menyatakan bahwa pasar modal itu adalah sempurna dan tidak ada pajak. Mereka menyatakan nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal.

c) Teori yang juga dikembangkan oleh Miller dan Modigliani.
Dengan memperhatikan tingkat pajak mereka menyatakan bahwa penggunaan utang dapat memaksimumkan nilai perusahaan dan kemakmuran pemegang saham.

Weston (1963) dalam Napa (1999), menggunakan analisis regresi berganda untuk menguji leverage. Hasilnya mendukung teori leverage tradisional. Barger (1963) dalam Napa (1999) menggunakan fungsi kuadrat untuk mempelajari pengaruh perubahan leverage terhadap nilai pasar perusahaan .hasilnya mendukung teori tradisional Myers (1984) dalam penelitiannya menemukan bahwa profitabilitas perusahaan mempunyai hubungan yang positif secara signifikan dengan utang perusahaan. Myers dalam Sutiati (2001) menunjukan bahwa perusahaan yang profitabilitas tinggi lebih dipercaya untuk memperoleh utang. Myers juga berpendapat bahwa apabila harga saham dipasaran terlalu mahal maka perusahaan harus menolak menerbitkan saham baru karena harga saham tersebut akan turun melalui proses penilaian.

Pengertian Struktur Modal
Struktur modal merupakan komposisi pendanaan ekuitas (modal sendiri) dan utang pada suatu perusahaan (Wild et al., 2005). Struktur modal sering kali dihitung berdasarkan besaran relatif berbagai sumber pendanaan. Stabilitas keuangan perusahaan serta risiko gagal melunasi utang tergantung pada sumber pendanaan serta jenis dan jumlah berbagai aktiva yang dimiliki perusahaan. Struktur modal dapat diartikan sebagai paduan sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan (Keown et al., 2000). Sedangkan menurut Awat (1999) struktur modal adalah proporsi antara utang jangka panjang dan modal sendiri. Demikian pula menurut Riyanto (2001) bahwa struktur modal adalah perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
Menurut Riyanto (2001) besar kecilnya struktur modal yang digunakan perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
a) Tingkat bunga
Tingkat bunga yang berlaku saat manajemen akan menentukan struktur modal akan mempengaruhi jenis modal apa yang akan digunakan, apakah menggunakan saham atau obligasi. Penggunaan obligasi hanya dibenarkan jika tingkat bunga obligasi lebih rendah daripada earning power dari tambahan modal tersebut.

b) Stabilitas earning
Stabilitas dan besarnya earning yang diperoleh perusahaan akan menentukan apakah perusahan dibenarkan untuk menggunakan modal dengan beban tetap (utang) atau tidak. Jika perusahaan memiliki earning yang stabil maka perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban finansialnya, sebaliknya perusahaan yang memiliki earning tidak stabil akan menghadapi risiko tidak dapat membayar beban bunga atau angsuran utangnya pada tahun-tahun atau kondisi yang buruk.

c) Susunan aktiva
Pada kebanyakan perusahaan industri atau manufaktur di mana sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan cenderung mengutamakan penggunaan modal sendiri sedang modal asing atau utang hanya sebagai pelengkap. Sedangkan perusahaan yang sebagian besar aktivanya terdiri atas aktiva lancar akan menggutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan utang jangka pendek.

d) Risiko aktiva
Risiko yang melekat pada setiap aktiva perusahaan belum tentu sama. Semakin panjang jangka waktu penggunaannya maka risikonya semakin besar. Jika perusahaan memiliki aktiva yang peka terhadap risiko maka perusahaan harus memilih banyak menggunakan modal sendiri yang relatif tahan risiko, dan sedapat mungkin mengurangi penggunaan modal asing (utang) yang memiliki risiko lebih tinggi dibanding modal sendiri.

e) Jumlah modal yang dibutuhkan
Jumlah modal yang dibutuhkan atau diperlukan dapat mempengaruhi struktur modal. Jika modal yang dibutuhkan sangat besar maka dirasakan perlu bagi perusahaan untuk menggunakan beberapa sekuritas secara bersamaan, misalnya mengeluarkan saham dan obligasi secara bersamaan.

f) Keadaan pasar modal
Kondisi pasar sering mengalami perubahan yang disebabkan oleh banyak faktor. Oleh karena itu, dalam rangka memperoleh dana melalui penjualan sekuritas perusahaan harus memperhatikan kondisi pasar modal. Ketika investor menyukai menanamkan dananya dalam pembelian saham, maka pada waktu itu perusahaan lebih baik melakukan penerbitan saham.

g) Sifat manajemen
Bagi manajemen yang optimis terhadap masa depan perusahaan, umumnya akan berani menangung risiko yang besar (risk seeker), sehingga akan lebih berani menggunakan utang untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan. Sebaliknya manajer yang bersifat pesimis dan tidak menyenangi risiko (risk averter) akan lebih suka menggunakan sumber dana intern untuk memenuhi kebutuhan dananya.

h) Besarnya perusahaan
Suatu perusahaan yang tergolong besar di mana sahamnya tersebar sangat luas, penambahan saham untuk memenuhi kebutuhan dana tidak banyak mempengaruhi kekuasan atau pengendalian pemegang saham mayoritas. Oleh karena itu, perusahaan besar umumnya lebih menyukai melakukan penerbitan saham baru untuk memenuhi kebutuhan dananya.
Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2001) besarnya kecilnya struktur modal atau utang suatu perusahaan ditentukan oleh empat faktor berikut :
a. Risiko bisnis
Risiko bisnis atau tingkat risiko yang terkandung dalam operasi perusahaan apabila perusahaan tersebut menggunakan utang. Makin besar atau makin tinggi risiko perusahaan, maka perusahaan akan cenderung menggunakan utang yang rendah.

b. Pajak perusahaan
Alasan utama penggunaan utang oleh perusahaan adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak.

c. Fleksibilitas keuangan
Fleksibilitas keuangan atau kemampuan perusahaan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. Ketersediaan modal yang cukup merupakan hal yang penting guna mendukung operasi perusahaan yang stabil serta menentukan keberhasilan perusahan dalam jangka panjang. Oleh karena itu dalam kondisi perekonomian yang sulit, atau apabila perusahaan mengalami kesulitan operasi maka kemungkinan perusahaan tersebut memperoleh pinjaman dari investor relatif kecil, sehingga kondisi tersebut akan mempengaruhi struktur modal atau utang perusahaan.

d. Agresivitas manajemen
Pada perusahaan-perusahaan dengan manajer yang agresif pada umumnya lebih cenderung menggunakan utang untuk meningkatkan laba.

Kamis, 20 Mei 2010

Download Media Player Classic

Download Media Player Classic

Media player classic tetap terbaik bagi penikmat film yang hobby nonton karena berbagai format film dapat anda saksikan melalui software ini, disamping simple dalam pengoperasiannya juga tidak membutuhkan kapasitas yang terlalu banyak dalam harddisk computer anda.
Nggak usah panjang lebar bagi anda yang belum memiliki media player classic anda bisa mendownloadnya pada link dibawah ini.

http://www.indowebster.com/media_player_classic.html

selamat menikmati media player classic!!!

Defenisi anemia

Defenisi anemia

Istilah anemia mengacu pada suatu kondisi dimana terdapat penurunan konsentrasi hemoglobin, jumlah sel darah merah (SDM) sirkulasi, atau volume sel darah tanpa plasma (hematokrit) dibandingkan dengan nilai-nilai normal.(Tambajong; 2000: 77)

Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar hemoglobin ( Hb ) dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht < 37 % pada wanita. (Kapita Selekta ; 2001: 547)

Anemia adalah penurunan kuiantitas dan kualitas sel – sel darah merah timbul apabila sel darah merah berukuran terlalu kecil (mikrositik) dan terlalu besar (makrositik)(Elizabeth. J. corwin ;2001;119).

Karakteristik Morfologis
Karakteristik morfologis Sel Darah Merah biasanya digunakan dalam klasifikasi anemia. Istilah yang digunakan termasuk :
1. Normokrom/normosik dimana ukuran dan warna SDM normal diberikan oleh konsentrasi hemoglobin.
2. Mikrositik/hipokrom ; Penurunan ukuran dan warna SDM disebabkan oleh ketidakadekuatan konsentrasi hemoglobin
3. Makrositik ; SDM ukuran besar
4. Anisositosis L ; Variasi ukuran SDM
5. Polikilositosis ; Variasi bentuk SDM
Perubahan pada ukuran SDM atau kandungan hemoglobin umum terjadi pada anemia yang berhubungan dengan defisiensi besi, folat atau vitamin B12. Bentuk sel memberikan petunjuk bermanfaat dalam mendiagnosis abnormalitas membran yang diwariskan, anemia hemolitik dan hemoglobinopatis. (Tambjong; 2000: 78)

Perjalanan Penyakit
Patofisiologi anemia terdiri dari :
1. Penurunan produksi : anemia defisiensi, anemia aplastik, dll.
2. Peningkatan penghancuran ; anemia serena perdarahan, anemia hemolitik, dll. (Kapita Selekta ; 2001: 547)

Pembagian Anemia
1. Anemia mikrositik hipokrom
a. Anemia defesiensi besi
Kebutuhan Fe dalam makanan sekitar 20 mg perhari, dari jumlah ini hanya Kira-kira 2 mg yang diserap. Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2-4 g, Kira-kira 50mg/kg BB pada pria dan 35 mg/kg BB pada wanita. Umumnya akan terjadi anemia dimorfik, karena selain kekurangan Fe juga terdapat kekurangan asam folat.

b. Etiologi
Anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Di Indonesia paling banyak disebabkan oleh infestasi cacing tambang (ankilostomiasis). Infeksi cacing tambang pada seseorang dengan makanan yang baik tidak akan menimbulkan anemia. Bila disertai malnutrisi, baru akan terjadi anemia. Penyebab lain dari anemia defisiensi besi adalah :
1) Diet yang tidak mencukupi
2) Absorbsi yang menurun
3) Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan, laktasi
4) Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah
5) Hemoglobinuria
6) Penyimpanan besi yang berkurang, seperti pada hemosiderosis paru

c. Manifestasi klinis
Selain gejala –gejala umum anemia., defesiensi Fe yang berat akan mengakibatkan perubahan kulit dan mucosa yang progresif, seperti lidah yang halus, keilosis dan sebagainya didapatkan tanda-tanda malnutrisi.

d. Pemeriksaan penunjang
Defesiensi Fe berlangsung secara bertahap dan lambat. Pada tahap pertama yang terjadi adalah penurunan simpanan Fe. Terjadi anemia tetapi Belum terjadi perubahan pada usuran sel darah merah. Feritin serum menjadi rendah, kurang dari 30 mg/l, sementara Total Iron Blinding Capacity (TIBC) serum meningkat. Setelah simpanan Fe habis, produksi sel darah merah tetap dilakukan. Fe serum akan mulai menurun, kurang dari 30 mg/dl,dan saturasi transferin menurun hingga kurang dari 15%.
Pada tahap awal Mean Corpuscular Volume (MCV) tetap normal. Pada keadaan lanjut MCV mulai menurun dan ditemukan gambar sel mikrositik hipokrom. Kemudian terjadi anisositosis diikuti dengan poikilositosis.
Didapatkan sel darah merah yang mokrositik hipokrom. Serum Iron (SI) menurun, sedangkan Iron Blinding Capacity (IBC) bertambah. Tanda patogmonik adalah tidak ditemukannya hemosiderin dalam sum-sum tulang atau serum feritin < 12mg/l. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pembuktian keadaan defesiensi Fe atau evaluasi dari hasil terapi sulplemen Fe.
Untuk mendiagnosis ankilostomiasis perlu pemeriksaan tinja. Untuk mengetahui beratnya infeksi perlu dihitung jumlah telur per gram tinja.

e. Penatalaksaanaan
1) Mengatasi penyebab perdarahan kronik, misalnya pada ankilostomiasis diberikan anti perdarahan yang sesuai.
2) Pemberian preparat Fe :
(a) Fero sulfat 3x 325 mg secara oral dalam keadaan perut kosong, dapat dimulai dengan dosis yang rendah dan dinaikan secara bertahap. Pada pasien yang tidak kuat, dapat diberikan bersama makanan.
(b) Fero glukonat 3 x 200 mg secara oral sehabis makan. Bila terdapat intoleransi terhadap pemberian preparat Fe oral atau gangguan pencernaan sehingga tidak dapat diberikan oral, dapat diberikan secara parenteral dengan dosis 250 mg Fe (3 mg/kg BB) untuk tiap g% penurunan kadar Hb dibawah normal.
(c) Iron dekstran mengandung Fe 50 mg/ml, diberikan secara intramuskuler mula-mula 50 mg. Kemudian 100-250 mg tiap 1-2 hari sampai dosis total sesuai perhitungan. Dapat pula diberikan intravena, mula-mula 0,5 ml sebagai dosis percobaan. Bila dalam 3-5 menit tidak menimbulkan reaksi, boleh diberikan 250-500 mg.

2. Anemia pada penyakit kronik
Anemia ini dikenal pula dengan nama sideropenic anemia with reticuloendothelial sid erosis. Anemia pada penyakit kronik merupakan jenis anemia terbanyak kedua setelah anemia defisiensi yang dapat ditemukan pada orang dewasa di Amerika Serikat.

a. Etiologi
1) Penyakit ini banyak dihubungkan dengan berbagai penyakit infeksi, seperti infeksi ginjal, paru (bronkiektasis, abses, empiema, dll)
2) Inflamasi kronik, seperti artritis reumatoid
3) Neoplasma, seperti limfome malignum dan nekrosis jaringan

b. Manifestasi klinis
Berat ringannya anemia berbanding lurus dengan aktivitas penyakit. Hematokrit biasanya berkisar antara 25-30 %, biasanya normositik atau normokrom. Apabila disertai dengan penurunan kadar besi dalam serum atau saturasi transferin, anemia akan berbentuk hipokrom penurunan kadar besi dalam serum

c. Penatalaksanaan
Terapi terutama ditujukan pada penyakit dasarnya. Pada anemia yang mengancam nyawa, dapat diberikan tranfusi darah merah (packed red cell) seperlunya. Pengobatan dengan suplementasi besi, tidak diindikasikan, kecuali untuk mengatasi anemia pada artritis reumatoid. Pemberian kobalt dan eritropoeiten dikatakan dapat memperbaiki anemia pada penyakit kronik.

3. Anemia makrositik
a. Anemia defesiensi asam folat
Asam folat terutama terdapat pada daging, susu dan daun-daun yang hijau. Umumnya berhubungan dengan malnutrisi. Penurunan absorpsi asam folat jarang ditemukan karena absorpsi terjadi disaluran cerna. Juga berhubungan dengan sirosis hepatis. Karena terdapat penurunan cadangan asam folat.

b. Manifestasi klinis
Gejala dan tanda pada anemia defesiensi asam folat sama dengan anemia defesiensi vitamin B12, yaitu anemia megaloblastik dan perubahan megaloblastik pada mucosa, mungkin dapat ditemukan gejala-gejala neurologis, seperti gangguan kepribadian dan hilangnya daya ingat.

c. Pemeriksaan penunjang
Gambaran darah seperti anemia pernisiosa, tetapi kadar vitamin B12 serum normal dan asam folat serum rendah, biasanya kurang dari 3 mg/dl. Yang dapat memastikan diagnosis adalah kadar folat sel darah merah kurang dari 150 mg/dl.

d. Penatalaksanaan
Meliputi pengobatan terhadap penyebabnya dan dapat dilakukan pula dengan pemberian/suplementasi asam folat oral 1 mg per hari.

4. Anemia karena perdarahan
Anemia karena perdarahan terbagi atas :
a. Perdarahan akut
Mungkin timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak, sedangkan penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari kemudian.
1) Penatalaksanaan
(a) Mengatasi perdarahan
(b) Mengatasi renjatan dengan tranfusi darah atau pemberian cairan per infus.

b. Perdarahan kronik
Pengeluaran darah biasanya sedikit-sedikit sehingga tidak diketahui pasien. Penyebab yang sering antara lain ulkus peptikum, menometroragi, perdarahan saluran cerna karena pemakaian analgetik dan epistaksis. Di Indonesia sering karena infestasi cacing tambang.
1) Pemeriksaan laboratorium
Gambaran anemia sesuai anemia defisiensi Fe. Perdarahan pada saluran cerna akan memberikan hasil positif pada tes benzidin dari tinja.
2) Penatalaksanaan
(a) Mengobati sebab perdarahan
(b) Pemberian preparat Fe

5. Anemia hemolitik
Pada anemia hemolitik terjadi penurunan usia sel darah merah (normal 120 hari), baik sementara atau terus menerus. Anemia terjadi hanya bila sumsum tulang telah tidak mampu mengatasinya karena usia sel darah merah sangat pendek, atau bila kemampuannya terganggu oleh sebab lain.

a. Etiologi
Etiologi anemia hemolitik dibagi sebagai berikut :
1) Intrinsik
(a) Kelainan suatu membran, seperti sferositosis herediter hemoglobinuri noktural paroksimal.
(b) Kelainan glicólisis, seperti defisiensi piruvat kinase
(c) Kelainan suatu enzim, seperti defesiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD)
(d) Hemoglobinopati, seperti penyakit anemia sel sabit, methemoglobinemia

2) Ekstrinsik
(a) Gangguan sistim imun, seperti pada penyakit autoimun, penyakit limfoproliveratif, keracunan obat
(b) Mikroangiopati, seperti pada purpura trombotik trombositopenik, koagulasi intravaskular diseminata (KID)
(c) Infeksi, seperti plasmodium, klostridium, borrelia
(d) Hipersplenisme
(e) Luka bakar

3) Manifestasi klinis
Tanda-tanda terjadimya hemolisis akibat antara lain ikterus dan splenomegali

4) Pemeriksaan penunjang
Terjadi penurunan kadar hematokrit, retikulositosis, peninggian bilirubun indirek dalam darah dan peningkatan bilirubin total sampai dengan 4 mg/dl, peninggian urobilinogen urin, dan eritropeoisis hiperaktif dalam sumsum tulang.

5) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia hemolitik disesuaikan dengan penyebabnya. Bila karena reaksi toksik-imunologik yang didapat diberikan kortikosteroid (prednison, prednisolon), kalau perlu dilakukan splenektomi. Apabila keduanya tidak berhasil, dapat diberikan obat-obat sitostatik, seperti klorambusil dan siklosfosfamid.

6. Anemia aplastik
Terjadi karena ketidak sanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel-sel darah.
a. Etiologi
Penyebabnya bisa kongenital (jarang), idiopatik (kemungkinan autoimun), LES, kemoterapi, radioterapi, toksin, seperti benzen, toluen, insektisid, obat-obat seperti kloramfenikol, sulfonamid, analgesik (pirozolon), antiepileptik (hidantoin), kinakrin, dan sulfonilurea, pascahepatitis, kehamilan dan hemoglobinurea paroksimal noktural.

b. Manifestasi klinis
Pasien tampak pucat, lemah, mungkin timbul demam, purpura dan perdarahan.

c. Pemeriksaan penunjang
Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak, dan retikulosit menurun. Pada pasien dengan anemia aplastik yang berat ditemukan neutrofil kurang dari 500 ml, trombosis kurang dari 20.000/ml, retikulosit kurang dari 1%, dan kepadatan selular sumsum tulang kurang dari 20%.

d. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi adalah pengobatan yang disesuaikan dengan etiologi dari anemianya. Berbagai tehnik pengobatan dapat dilakukan, seperti ;
1) Tranfusi darah, sebaiknya diberikan packed red cell. Bila diperlukan trombosit, berikan darah segar atau platelet concentrate.
2) Atasi komplikasi (infeksi) dengan antibiotik. Higiene yang baik perlu untuk mencegah timbulnya infeksi
3) Kortikosteroid, dosis rendah mungkin bermanfaat pada perdarahan akibat trombositopenia berat
4) Androgen, seperti fluokrimesteron, testosteron, metandrostenolon, dan nondrolon. Efek samping yang mungkin terjadi virilisasi, retensi air dan garam, perubahan hati, dan efek amenore
5) Imunosupresif, seperti siklosporin, globulin antitimosit. Champlin, dll menyarankan penggunaannya pada pasien > 40 tahun yang tidak dapat menjalani transplantasi sumsum tulang dan pada pasien yang telah mendapat tranfusi berulang.
6) Transplantasi sumsum tulang

Pengertian Kartu Askes

Pengertian Kartu Askes

1. Identitas/ bukti sah sebagai peserta, yang wajib dimiliki oleh setiap Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta Anggota Keluarganya dan berlaku nasional.
2. Ditunjukkan pada setiap kali berobat di fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk PT. Askes
3. Masing-masing peserta dan keluarga memiliki 1 (satu) Kartu Askes.

Proses Untuk Memperoleh Kartu Askes
1. Dibuat di PT. Askes Cabang/ PT. Askes Kabupaten/Kota setempat sesuai domisili peserta.
2. Mengisi Daftar Isian Peserta dan melampirkan:
a. Foto copy SK terakhir atau SK Pensiun, Surat Nikah, Akte Kelahiran Anak/ Keterangan Lahir, Kartu Tanda Penduduk (KTP).
b. Surat Keterangan dari Sekolah / Perguruan Tinggi (bagi anak berusia lebih dari 21 tahun).
c. Daftar Gaji (bagi PNS aktif) atau Surat Tanda Bukti Penerima Pensiun (STBPP) bagi Pensiunan.
d. Pasfoto 2 (lembar) ukuran 2x3 Cm, kecuali bagi anak usia balita.

Kewajiban Peserta
1. Membayar premi.
1. Memberikan data identitas diri untuk penerbitan Kartu Askes.
2. Mengetahui dan mentaati semua ketentuan dan prosedur yang berlaku.
3. Menggunakan haknya secara wajar.
4. Menjaga agar Kartu Askes tidak dimanfaatkan oleh yang tidak berhak.

Hak Peserta
1. Memperoleh pelayanan kesehatan pada fasilitas yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Memperoleh penjelasan/ informasi tentang hak, kewajiban serta tata cxara pelayanan kesehatan bagi dirinya dan anggota keluarganya.
3. Menyampaikan keluhan baik secara lisan (telepon/datang langsung) atau tertulis/surat, ke Kantor PT. Askes.

Pengertian Kartu Askes
4. Identitas/ bukti sah sebagai peserta, yang wajib dimiliki oleh setiap Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta Anggota Keluarganya dan berlaku nasional.
5. Ditunjukkan pada setiap kali berobat di fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk PT. Askes
6. Masing-masing peserta dan keluarga memiliki 1 (satu) Kartu Askes.

Proses Untuk Memperoleh Kartu Askes
3. Dibuat di PT. Askes Cabang/ PT. Askes Kabupaten/Kota setempat sesuai domisili peserta.
4. Mengisi Daftar Isian Peserta dan melampirkan:
e. Foto copy SK terakhir atau SK Pensiun, Surat Nikah, Akte Kelahiran Anak/ Keterangan Lahir, Kartu Tanda Penduduk (KTP).
f. Surat Keterangan dari Sekolah / Perguruan Tinggi (bagi anak berusia lebih dari 21 tahun).
g. Daftar Gaji (bagi PNS aktif) atau Surat Tanda Bukti Penerima Pensiun (STBPP) bagi Pensiunan.
h. Pasfoto 2 (lembar) ukuran 2x3 Cm, kecuali bagi anak usia balita.

Prosedur Penggantian Kartu Askes
Peserta melapor ke PT Askes setempat sesuai domisili peserta, dan melengkapi persyaratan antara lain:
1. Pindah Puskesmas:
a. Mengisi daftar isian peserta.
b. Menyerahkan pas foto 2 lembar ukuran 2x3 Cm.
c. Menyerahkan Kartu Askes yang lama.

2. Pindah Tugas dan Pisah Domisili:
a. (Persyaratan sama dengan butir 1 di atas).
b. Menyerahkan surat pindah tugas.
3. Naik Golongan:
a. (Persyaratan sama dengan butir di atas).
b. Menunjukkan Surat Keputusan Pengangkatan.
4. Kartu Askes Hilang:
a. Menyerahkan surat laporan kehilangan dari kepolisian setempat.
b. Menyerahkan pas foto 2 lembar ukuran 2x3Cm.
c. Menunjukkan Kartu Pegawai (Karpeg) atau KARIP (Kartu Identitas Pensiun).
5. Kartu Askes Rusak:
a. Menyerahkan Kartu Askes yang rusak.
b. Menyerahkan pas foto 2 lermbar ukuran 2x3Cm.
6. Kesalahan Administarsi/ Redaksional:
Menyerahkan Kartu Askes yang tidak sesuai.


Fasilitas Kesehatan apa Saja yang Melayani Peserta Askes?
1. Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama lainnya.
2. Rumah Sakit Pemerintah.
3. Rumah Sakit TNI/POLRI/Swasta.
4. Apotik.
5. Optikal.
Di seluruh Indonesia, yang ditunjuk PT. Askes.

Pelayananan Kesehatan Yang Dijamin PT. Askes
1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (Rawat Jalan Tingkat Pertama dan Rawat Inap Tingkat Pertama).
2. Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan (Rawat Jalan Tingkat Lanjutan dan Gawat Darurat/ Emergency.
3. Rawat Inap.
4. Persalinan.
5. Pelayanan Obat sesuai Daftar & Plafon Harga Obat (DPHO) PT. Askes.
6. Alat Kesehatan meliputi:
a. Kacamata.
b. Gigi Tiruan.
c. Alat Bantu Dengar.
d. Kaki/ Tangan Tiruan.
e. Implant.
7. Operasi, termasuk operasi jantung, paru.
8. Haemodialisis (cuci darah).
9. Cangkok ginjal.
10. Penunjang diagnostik termasuk USG, CT Scan, MRI.

Prosedur dan Ruang Lingkup dari Tiap Jenis Pelayanan
1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama:

a. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP).
1). Dilakukan di Puskesmas atau Fasilitas Kesehatan Tingakat Pertama lainnya yang ditunjuk, dimana Kartu Askes terdaftar, meliputi pelayanan:
(a) Konsultasi medis dan penyuluhan kesehatan
(b) Pemeriksaan, pengobatan dan tindakan medis kecil oleh dokter umum atau paramedis.
(c) Penunjang diagnostik.
(d) Pemeriksaan, pengobatan gigi termasuk pencabutan dan tambal gigi.
(e) Pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta imunisasi dasar.
(f) Penyembuhan efek samping keluarga berencana (kontrasepsi).
(g) Pemberian obat-obatan.
(h) Pemberian surat rujukan ke Rumah Sakit.
2). Menunjukkan Kartu Askes.
3). Bila bepergian / cuti / dinas, dapat berobat ke Puskesmas setempat dengan terlebih dahulu lapor ke PT. Askes setempat dan menunjukkan surat cuti/ dinas atau surat lapor diri dari RT/RW setempat.

b. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)
1) Dilakukan di Puskesmas dengan tempat tidur, meliputi pelayanan:
(a) Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter umum.
(b) Perawatan dan penunjang diagnostik.
(c) Pemberian obat serta bahan dan alat kesehatan habis pakai.
(d) Konsultasi medis dan penyuluhan kesehatan
(e) Pemberian surat rujukan ke Rumah Sakit.
2). Menunjukkan Kartu Askes serta menyerahkan surat perintah rawat dari dokter Puskesmas.

2. Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan
a. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL).
1). Dilakukan di Rumah Sakit, meliputi pelayanan:
(a) Konsultasi medis dan penyuluhan kesehatan.
(b) Pemeriksaan dan pengobatan oleh Dokter Spesialis.
(c) Penunjang diagnostik.
(d) Tindakan medis dan rehabilitasi medis.
(e) Pemberian obat-obatan.
(f) Pemberian surat rujukan.
2). Menunjukkan Kartu Askes serta menyerahkan surat rujukan dari Puskesmas.
b. Pelayanan Gawat Darurat:
1). Dilakukan di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit terdekat, yang harus diberikan secepatnya untuk menghindari/ mengurangi resiko kematian atau cacat.
2). Menunjukkan Kartu Askes dan tidak perlu rujukan dari Puskesmas.
3). Bila dilakukan di Rumah Sakit yang tidak ditunjuk PT. Askes, peserta membayar terlebih dahulu kemudian mengajukan penggantian biaya ke PT. Askes.

3. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL)
a. Dilakukan di Rumah Sakit, meliputi pelayanan:
1) Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan oleh dokter spesialis atau subspesialis.
2) Penunjang diagnostik.
3) Tindakan medis operatip dan non operatip.
4) Perawatan intensif (ICU / ICCU).
5) Pelayanan rehabilitasi medis.
6) Pemberian obat-obatan.


b. Akomodasi di ruang perawatan sesuai hak peserta (beserta anggota keluarganya) yakni:
1) Di Rumah Sakit Pemerintah.
(a) PNS Gol. I dan II, di ruang kelas III
(b) PNS Gol. III, di ruang kelas II
(c) PNS Gol. IV, di ruang kelas I
(d) Pensiunan Sipil Di ruang kelas sesuai dengan golongan pada saat pensiun.
(e) Pensiunan TNI/POLRI, di ruang kelas sesuai dengan golongan terakhir yaitu:
(1) Prajurit dua s/d Pembantu Letnan Satu, di ruang kelas III
(2) Letnan dua s/d Kapten, di ruang kelas II
(3) Mayor s/d Jenderal, di ruang kelas I

2) Di RS. TNI/POLRI/ Swasta yang di tunjuk (tertentu):
(a) Semua golongan di ruang kelas III
(b) Menunjukkan Kartu Askes dan menyerahkan surat perintah rawt inap.
(c) Bila Di rawat di kelas perawatan yang lebih tinggi dari haknya, selisih biaya pelayanan yang timbul menjadi beban peserta.
(d) Dalam waktu 3 x 24 jam hari kerja, mengurus Surat Jaminan Perawatan di Tim Pengendali RS. Atau PT. Askes
(e) Bila memerlukan perawatan diluar wilayah propinsi, diperlukan surat rujukan dari Rumah Sakit yang merawat dan dilegalisasi oleh Tim Pengendali RS. Serta surat pengantar dari Kantor PT. Askes setempat.

7. Persalinan
a. Sesuai dengan prosedur pelayanan Rawat Inap.
b. Dilakukan di Puskesmas dengan tempat tidur, Rumah Sakit, Rumah bersalin baik yang ditunjuk maupun yang tidak ditunjuk PT. Askes atau oleh Bidan/Dukun.
c. Bila dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak ditunjuk PT. Askes peserta membayar terlebih dahulu, kemudian mengajukan penggantian biaya ke PT. Askes.
d. Jaminan pelayanan hanya untuk sampai kelahiran anak ke 2 (dua) yang hidup.

8. Pelayanan Obat:
a. Obat yang diberikan mengacu kepada DPHO*) PT Askes.
b. Pada pelayanan RJTP dan RITP, obat diperoleh langsung di Puskesmas tersebut.
c. Pada pelayanan RJTL dan RITL, obat diambil di apotik atau Instalasi Farmasi di Rumah Sakit.
d. Untuk Obat Khusus:
1). Obat antibiotik di luar DPHO.
Dilengkapi dengan hasil resistensi dan telah disetujui oleh pimpinan Rumah Sakit serta harus dilegalisasi oleh PT. Askes.
2). Obat sitostatika untuk penyakit kanker.
Dilengkapi dengan keterangan medis dan protokol terapi khusus dari tim onkologi yang merawat, yang telah disetujui oleh Pimpinan Rumah Sakit serta harus dilegalisasi oleh PT. askes.
3). Obat khusus lainnya (antara lain cairan nutrisi, antibiotika tertentu dan obat life saving), dilengkapi dengan keterangan medis khusus dari dokter/tim dokter yang merawat dan telah disetujui oleh Pimpinan RS serta harus dilegalisasi oleh PT. Askes.
e. Menunjukkan Kartu Askes.

9. Pelayanan alat Kesehatan :
a. Kaca Mata, Gigi Tiruan, Alat Bantu Dengar, Kaki/Tangan Tiruan:
1) Diberikan hanya kepada peserta tidak termasuk keluarga
2) Pembuatan resep /surat keterangan mengenai:
(a) Kaca mata, dibuat oleh dokter spesialis mata dengan ukuran lensa spheris minimal 0,5 D dan cylindris minimal 0,25 D.
(b) Pembuatan Gigi tiruan, dibuat oleh dokter gigi.
(c) Alat bantu dengar, dibuat oleh dokter ahli THT.
(d) Kaki/ Tangan tiruan, dibuat oleh dokter ahli bedah tulang.


3) Jangka waktu penggantian:
(a) Kaca mata, gigi tiruan (untuk gigi yang sama) dan Kaki/Tangan tiruan, adalah 1(satu) kali dalam 2 (dua) tahun.
(b) Alat bantu dengar, adalah 1(satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
4) Peserta membayar terlebih dahulu, penggantian biaya diajukan ke PT. askes di wilayah domisili peserta, dengan menyerahkan: kwitansi asli, foto copy Resep / Surat keterangan dari dokter yang merawat dan telah dilegalisasi oleh PT Askes.

b. Implant, meliputi: Pen, plate, screw, IOL dan Implant lainnya
1). Diberikan kepada pesertatermasuk keluarga.
2). Surat keterangan untuk mendapat implant dibuat oleh dokter ahli dan dilegalisasi oleh PT. askes.
3). Peserta membayar terlebih dahulu kemudian mengajukan penggantian biaya ke PT. Askes sesuai domisili peserta, dengan menyerahkan: kwitansi asli, surat keterangan dari dokter ahli yang telah dilegalisasi oleh PT. askes.

7. Operasi Haemodialisis, Cangkok Ginjal dan Penunjang Diagnotik
a. Diberikan kepada peserta termasuk keluarganya.
b. Dilakukan di Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas operasi (termasuk operasi jantung, paru, ginjal), cuci darah, cangkok ginjal penunjang diagnostik (termasuk USG, CT Scan dan MRI)
c. Menunjukkan Kartu Askes dan menyerahkan surat rujukan.

Mikroba Tanah

Mikroba Tanah

Tanah adalah habitat yang sangat kaya akan keragaman mikroorganisme seperti bakteri, aktinomicetes, fungi, protozoa, alga dan virus. Tanah-tanah pertanian yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroba per gram tanah. Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroba-mikroba tersebut. Sebagian besar mikroba tanah memiliki peranan yang menguntungan bagi pertanian. Mikroba tanah antara lain berperan dalam mendegradasi limbah-limbah organik pertanian, re-cycling hara tanaman, fiksasi biologis nitrogen dari udara, pelarutan fosfat, merangsang pertumbuhan tanaman, biokontrol patogen tanaman, membantu penyerapan unsur hara tanaman, dan membentuk simbiosis menguntungan ( Isroi, 2008).

Tiga unsur hara penting tanaman, yaitu Nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K) seluruhnya melibatkan aktivitas mikroba tanah. Hara N sebenarnya tersedia melimpah di udara. Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N. Namun, N udara tidak dapat langsung diserap oleh tanaman. Tidak ada satupun tanaman yang dapat menyerap N dari udara. N harus difiksasi/ditambat oleh mikroba tanah dan diubah bentuknya menjadi tersedia bagi tanaman. Mikroba penambat N ada yang bersimbiosis dengan tanaman dan ada pula yang hidup bebas di sekitar perakaran tanaman.

Mikroba tanah lain yang berperan di dalam penyediaan unsur hara tanaman adalah mikroba pelarut fosfat (P) dan kalium (K). Tanah-tanah yang lama diberi pupuk superfosfat (TSP/SP 36) umumnya kandungan P-nya cukup tinggi (jenuh). Namun, hara P ini sedikit/tidak tersedia bagi tanaman, karena terikat pada mineral liat tanah yang sukar larut. Di sinilah peranan mikroba pelarut P. Mikroba ini akan melepaskan ikatan P dari mineral liat tanah dan menyediakannya bagi tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain: Aspergillus sp, Penicillium sp, Zerowilia lipolitika, Pseudomonas sp. Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.

Isroi ( 2008 ) mengatakan bahwa beberapa mikroba tanah juga mampu menghasilkan hormon tanaman yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Hormon yang dihasilkan oleh mikroba akan diserap oleh tanaman sehingga tanaman akan tumbuh lebih cepat atau lebih besar. Kelompok mikroba yang mampu menghasilkan hormon tanaman, antara lain: Pseudomonas sp dan Azotobacter sp.

Mikroba-mikroba tanah yang bermanfaat untuk melarutkan unsur hara, membantu penyerapan unsur hara, maupun merangsang pertumbuhan tanaman diformulasikan dalam bahan pembawa khusus dan digunakan sebagai biofertilizer untuk pertanian organik.

Pertanian Organik

Pertanian Organik

Imto (2008) menyatakan bahwa budidaya pertanian organik mengintikan pada keselarasan alam, melalui keragaman hayati dan pengoptimalan penggunaan asupan alami yang berada di sekitar melalui proses daur ulang bahan-bahan alami. Dalam proses budidayanya, dari persiapan lahan hingga pemanenan tidak dapat dilepaskan dengan interaksi kedua hal tersebut.

Pertanian organik yang berasal dari lahan konvensional (lahan yang intensif penggunaan asupan kimia sintetis) perlu masa peralihan. Peralihan dari pertanian yang dikelola secara konvensional ke pertanian organik seharusnya tidak hanya memperbaiki ekosistem lahan, namun juga menjamin kelangsungan hidup (secara ekonomi) lahan tersebut. Karena itu, penyesuaian, kesempatan dan resiko yang dituntut untuk peralihan itu saling berkaitan dan harus diperhatikan (Imto, 2008).

Teknologi EM (effective microorganisms) merupakan salah satu teknologi pertanian organik. Mikroorganisme yang menguraikan bahan organik tersebut dikenal dengan effective microorganisms (EM), yaitu kultur campuran berbagai mikroorganisme yang bermanfaat. Higa & Parr (1994) menyatakan bahwa kultur EM tidak mengandung mikroorganisme yang secara genetika telah dimodifikasi, melainkan terdiri dari kultur campuran berbagai spesies mikroba yang terdapat dalam lingkungan alami. Mikroorganisme utama yang terdapat di dalam larutan EM adalah: bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi, Actinomycetes dan jamur peragian (khamir).

EM dapat menghasilkan hormon yang sama dengan yang dihasilkan oleh tanaman, substansi bioaktif yang menguntungkan dan antioksidan (Wood et al., 1997). Mikroba tanah yang mengandung beberapa spesies yang terdapat dalam EM dapat mensintesis beberapa fitohormon dan turunannya. Auksin, giberelin dan kinetin dihasilkan sebanyak 86, 58 dan 90 %, di antara 50 bakteri yang diisolasi dari akar berbagai tanaman. Giberelin dan turunannya dapat dihasilkan sebanyak 55 % dari bakteri dan 86 % dari jamur yang diisolasi dari akar Pinus silvestris. Actinomycetes dan Streptomyces menghasilkan auksin, giberelin dan sitokinin. Jamur Aspergilus niger menghasilkan giberelin (Kato et al., 1996).

Mikroorganisme menguntungkan ini menghasilkan metabolisme yang mampu membantu mengkatalis energi di ekosistem, sehingga menjadikan lingkungan lebih sesuai bagi tanaman. Lingkungan yang sesuai membuat tanaman menjadi lebih resisten terhadap patogen, kurang disukai serangga, sehingga dapat memperpanjang umur tanaman. Kondisi ini dapat ditemukan pada ekosistem hutan perawan dan pada sistem pertanian yang tidak banyak dicemari oleh pestisida atau zat-zat kimia pertanian lainnya. Keanekaragaman dan kesehatan tanaman harus terus dipertahankan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian secara organik. Proses regenerasi ini bisa dikatalis dengan menggunakan inokulasi mikroorganisme menguntungkan yang diaplikasikan secara bersama-sama dengan bahan organik (Wood et al., 1997).

Unsur hara berasal dari penguraian senyawa organik di dalam tanah yang dapat diserap oleh tanaman. Perubahan bahan-bahan organik selama proses pengomposan mengakibatkan kadar karbohidrat akan berkurang bahkan hilang, sedangkan unsur N yang terlarut (amonia) meningkat. Oleh karena itu, perbandingan C/N akan semakin rendah dan relatif stabil mendekati C/N tanah (Prihmantoro, 2002).

Kegiatan produksi pertanian dimulai dengan proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau yang membutuhkan energi matahari, air dan CO2 yang tersedia secara bebas. Secara teoritis, tingkat penggunaan potensial sinar matahari oleh tanaman diperkirakan berkisar antara (10-20) %, namun tingkat penggunaan sinar matahari yang terjadi saat ini kurang dari 1 %. Tanaman C-4, seperti tanaman tebu yang mempunyai efisiensi fotosintesis tinggi jarang sekali menggunakan sinar matahari yang melebihi 6-7% selama periode pertumbuhan maksimum. Hasil tanaman yang optimum pun diproduksi dengan tingkat penggunaan sinar matahari yang biasanya kurang dari 3% (Higa & Parr, 1994).

Bahan organik yang cukup akan membantu bakteri fotosintetik dan ganggang untuk menggunakan panjang gelombang antara 700-1200 nm. Mikroorganisme peragian (khamir) juga dapat menguraikan bahan organik, sehingga dapat membebaskan senyawa-senyawa kompleks, seperti asam amino. Asam amino digunakan oleh tanaman, sehingga dapat meningkatkan efisiensi bahan organik dalam kegiatan produksi pertanian. Faktor kunci untuk peningkatan produksi adalah ketersediaan bahan organik yang dikembangkan dengan menggunakan sinar matahari dan mikroba yang efisien untuk menguraikan bahan organik tersebut (Anonimous, 2002).

EM bukan pestisida, jadi tidak mengandung bahan kimia yang mampu bekerja seperti pestisida. Mikroorganisme ini berfungsi sebagai pengendali biologis dalam menekan atau mengendalikan hama penyakit dengan cara memasukkan mikroorganisme bermanfaat ke dalam lingkungan hidup tanaman. EM mempunyai keuntungan untuk memperbaiki perkecambahan bunga, buah dan kematangan hasil tanaman, memperbaiki lingkungan fisik, kimia dan biologi tanah. Mikroba ini juga dapat menekan pertumbuhan hama dan penyakit tanaman, meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman dan meningkatkan manfaat bahan organik sebagai pupuk (Anonimous, 2002).

Mikroorganisme utama dalam EM adalah: 1) Bakteri fotosintetik (bakteri fototrofik) merupakan mikroorganisme yang bersifat autotrof, yakni dapat mensintesis makanan sendiri. Sumber energi yang digunakan oleh bakteri ini berasal dari sinar matahari dan panas bumi. Bakteri tersebut membentuk zat-zat yang bermanfaat dari sekresi akar-akar tumbuhan, bahan organik, atau gas-gas berbahaya lainnya (misalnya hydrogen sulfida). Zat-zat bermanfaat meliputi asam amino, asam nukleat, zat-zat bioaktif dan gula yang dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hasil-hasil metabolisme tersebut dapat diserap langsung oleh tanaman dan juga berfungsi sebagai substrat bagi bakteri yang terus bertambah. Pertumbuhan mikroorganisme lainnya dalam zona perakaran akan bertambah karena tersedianya senyawa-senyawa nitrogen (asam amino). Vesicular-arbuscular (VA) mikorhiza misalnya, menggunakan senyawa asam amino sebagai substrat. VA mikorhiza meningkatkan daya larut fosfat dalam tanah, sehingga fosfor menjadi lebih tersedia bagi tanaman. Mikorhiza ini dapat hidup berdampingan dengan Azobacter sebagai bakteri pengikat nitrogen dan meningkatkan kemampuan leguminosa untuk mengikat nitrogen (Anonimous, 2002).

2) Bakteri asam laktat, bakteri ini menghasilkan asam laktat dan gula. Asam laktat sudah digunakan sejak dulu dalam industri makanan dan minuman, seperti asinan dan yoghurt. Asam laktat adalah suatu zat yang dapat mengakibatkan kemandulan. Bakteri ini mempunyai kemampuan untuk menekan pertumbuhan Fusarium, suatu mikroorganisme yang menimbulkan penyakit pada lahan-lahan yang terus-menerus ditanami. Pertambahan populasi Fusarium akan melemahkan kondisi tanaman, hal ini akan meningkatkan serangan penyakit dan juga mengakibatkan bertambahnya jumlah cacing yang merugikan secara tiba-tiba. Cacing-cacing tersebut akan hilang secara berangsur karena bakteri asam laktat menekan perkembangbiakan dan berfungsinya Fusarium.

3) Ragi, ragi ini membentuk zat-zat antibakteri serta bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dari asam-asam amino dan gula yang dikeluarkan oleh bekteri fotosintetik, bahan organik dan akar-akar tanaman. Zat-zat bioaktif seperti hormon dan enzim yang dihasilkan oleh ragi meningkatkan jumlah sel aktif dan perkembangan akar. Sekresi ragi adalah substrat yang baik untuk mikroorganisme efektif, seperti bakteri asam laktat dan Actinomycetes.

4) Actinomycetes, strukturnya merupakan bentuk antara bakteri dan jamur yang menghasilkan zat-zat antipatogen dari asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan bahan organik. Zat-zat antimikroba ini menekan pertumbuhan jamur dan bakteri. Actinomycetes dapat hidup berdampingan dengan bakteri fotosintetik, sehingga dapat meningkatkan aktivitas antipatogen tanah.
5) Jamur fermentasi (peragian), seperti Aspergillus dan Penicillium menguraikan bahan organik secara cepat untuk menghasilkan alkohol, ester dan zat-zat antipatogen. Zat-zat tersebut akan menghilangkan bau serta mencegah serangan serangga dan ulat-ulat yang merugikan (Anonimous, 2002).

Menurut Wood et al. (1997), mikroorganisme menguntungkan di areal pertanian yang sehat dapat menghasilkan ester, sehingga dapat menghambat serangan serangga, patogen dan nematoda. Keanekaragaman mikroba yang tinggi di dalam EM dengan ekologi seimbang dapat bekerja secara bersama-sama, sehingga membantu pertumbuhan tanaman. Peningkatan keanekaragaman mikroba bermanfaat mempunyai 3 pengaruh utama, yakni: menekan serangan serangga, meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman dan antioksidan.

Pengertian Minat

Pengertian Minat

Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya. (Gunarso, 1995 : 68).

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 1995 : 144).

Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu: (Hurlock, 1995 : 117)
a) Aspek Kognitif
Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.

b) Aspek Afektif
Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.

c) Aspek Psikomotor
Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

Minat dibedakan menjadi 2 yaitu: (Witherington, 1999 : 26)
a) Minat primitif
Disebut pula minat biologis, yaitu minat yang berkisar soal makanan dan kebebasan aktifitas.
b) Minat kultural
Disebut juga minat sosial yaitu minat yang berasal dari perbuatan yang lebih tinggi tarafnya

Kriteria Minat

Menurut Nursalam (2003), minat seseorang dapat digolongkan menjadi
a) Rendah
Jika seseorang tidak menginginkan obyek minat
b) Sedang
Jika seseorang menginginkan obyek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera.
c) Tinggi
Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera.

Beberapa Kondisi yang Mempengaruhi Minat Seseorang

a) Status ekonomi
Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.

b) Pendidikan
Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan. Seperti yang dikutip Notoatmojo, 1997 dari L.W. Green mengatakan bahwa “Jika ada seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik, maka ia mencari pelayanan yang lebih kompeten atau lebih aman baginya”. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pemanfaatan fasilitas pelayanan yang ada sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan mereka.

c) Tempat tinggal
Dimana orang tinggal banyak dipengaruhi oleh keinginan yang biasa mereka penuhi pada kehidupan sebelumnya masih dapat dilakukan atau tidak.

Pengertian bimbingan dan penyuluhan

Pengertian bimbingan dan penyuluhan

Istilah bimbingan dan penyuluhan dipandang dari segi terminologi berasal dari bahasa asing yaitu bimbingan dari Guidance dan penyuluhan dari Counseling.

a. Bimbingan
Mengenai pengertian bimbingan ini Bimo walgito mengemukakan sebagai berikut:
Bimbingan adalah merupakan bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan dalam hidupnya mencapai kesejahteraan. (Walgito, 1989:4)
Sejalan dengan pengertian di atas H. Koestuer Partowisastro mengemukakan pendapat :
Bimbingan adalah bantuan yang diberikkan kepada seseorang agar memperkembangkan potensi-potensi yang dimiliki, mengenal dirinya sendiri, mengatasi persoalan-persoalannya sehingga dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa tergantung orang lain. (Partowisastro, 1984:12)

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan bimbingan adalah suatu usaha bantuan yang dilakukan oleh seseorang yang mempunyai keahlian dan pengalaman dalam memberikan bantuan atau pertolongan kepada individu tersebut dapat mengembangkan potensi yang dimiliki, mengenal dirinya dan dapat bertanggung jawab.

b. Penyuluhan
Penyuluhan menurut Bimo Walgito adalah :
Penyuluhan adalah bantuan yang diberikan individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan langsung berhadapan muka, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. (Walgito, 1989:5)

Dari pendapat tersebut di atas dapat dipahami bahwasanya bimbingan dan penyuluhan, ada persamaannya dan ada perbedaannya. Persamaan adalah keduanya merupakan suatu bantua bagi individu-individu dalam menghadapi problem kedupannnya. Sedangkan perbedaan, bimbingan lebih luas dari pada penyuluhan, bimbingan lebih menitik beratkan pada segi-segi preventif, sedangkan penyuluhan lebih menitik beratkan pada segi kuratif, tetapi walaupun demikian pengguanan bimbingan selalu diikuti dengan kata penyuluhan.
Keberadaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah harus mendapatkan perhatian istimewa terhadap generasi muda. Karena manfaatnya adalah sangat besar bagi pemantapan hidup bagi generasi muda kita dalam berbagai bidang yang menyangkut ilmu pengetahuan. Ketrampilan dan sikap mental generasi muda. Apalagi mengingat bahwa generasi mda perlu dibina secara intensif sesuai dengan cita-cita yang terkandung dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara yang menyatakan bahwa generasi muda harus dibina agar menjadi generasi pengganti dimasa mendatang yang harus lebih baik, lebih bertanggung jawab dan lebih mampu mengisi serta membina kemerdekaan Bangsa.
Dengan adanya bimbingan dan penyuluhan di sekolah diharapkan generasi muda menjadi generasi yang mampu bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat serta bagi bangsa dan negara.

Petugas bimbingan dan penyuluhan yang keberadaannya disamping sebagai badan yang bertugas memberikan bimbingan kepada para siswa juga sebagai guru yang memberikan pendidikan dan pengajaran yang baik kepada siswa. Sehingga tanggung jawab petugas bimbingan dan penyuluhan menjadi ganda dan variatif atau sebagai pengajar mata pelajaran dan sebagai pendidik agama dan akhlaq yang baik.

Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Penyuluhan

Pelayanan bimbingan dan penyuluhan yang dilakukan disekolah mempunyai dua tujuan yaitu :
Tujuan bimbingan dapat dibedakan atas tujuan sementara dan tujuan akhir. Tujuan sementara adalah supaya orang bersikap dan bertindak seperti dalam situasi hidupnya sekarang ini. Sedangkan tujuan akhir adalah supaya orang mampu mengatur kehidupannya sendiri, menagambil sikapnya sendiri dan menangung sendiri resiko dari tindakan-tindakannya (Winkel, 1991:17).

Dari pendapat di atas dapat diapahami bahwa tujuan dari bimbingan dapat dibedakan atas tujuan sementara dan tujuan akhir. Tujuan sementara adalah supaya orang bersikap dan bertindak sendiri dalam situasi hidupnya sekarang ini, misalnya melanjutkan sekolah, mengambil sikap dan pergaulan, mendaftarkan diri pada fakultas Perguruan Tinggi tertentu. Tujuan akhir adalah supaya orang mampu mengatur kehidupannya sendiri, mempunyai pandangan sendiri dan menanggung sendiri konsekwensi atau resiko dari tindakannya sendiri.

Cara-cara Pelaksnaan Bimbingan dan Penyuluhan

Pelaksanaan Bimbingan di sekolah terwujud dalam program bimbingan, yang mencakup keseluruhan pelayanan bimbingan. Para petugas bimbingan selain harus sehat fisik maupun psikisnya juga mendapatkan pendidikan khusus dan bimbingan dan konseling;secara ideal berijasah sarjana FIP IKIP, jurusan BK, atau program yang sederajat. Di samping itu seorang pembimbing harus mempunyai pengalaman maupun pengetahuan yang cukup, baik yang bersifat praktis maupun teoritis, sesuai dengan pendapat Bimo Walgito :
Agar supaya seorang pembimbing dapat menjalankan fungsi atau pekerjaannya dengan sebaik-baiknya, seorang pembimbing harus mempunyai pengetahuan yang cukup luas baik segi yang bersifat teoritis maupun yang bersifat praktis. (Walgito, 1989:17)

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwasanya pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan merupakan syarat yang paling penting bagi seorang pembimbing, baik dari segi teoritis maupun praktisnya.
Dasar dari pada pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah tidak lepas dari dasar pendidikan pada umumnya, dan pendidikan pada khususnya. (Walgito, 1989:17)
Dalam melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan perlu diperhatikan batas-batas sampai dimana kemungkinan kegiatan bimbingan dan penyuluhan itu boleh dilaksanakan. Bimbingan dan penyuluhan disekolah dilakukakan untuk siswa-siswi, untuk membantu siswa-siswi dalam membuat rencana belajar dan mengambil keputusan sendiri. Bimbingan dilakukan dengan melibatkan personal lain dalam memberikan bantuan pada siswa. Bimbingan dilakukakn dala batas-batas kemampuan yang dimiliki oleh staf pembimbing (tenaga ahli bimbingan, guru konselor atau guru pembimbing dan guru biasa guru vak) dan program bimbingan sekolah berpusat pada pencegahan kesulitan belajar dikelas yang dilakukan atas dasar kesepakatan bersama anatara penyuluhan dan siswa.

Menurut Totok Santoso dalam bukunya “Layanan dalam Memberikan Bimbingan Belajar, yaitu :

a. Bimbingan secara kelompok
Pelaksanaan bimbingan kelompok merupakan cara-cara tertentu untuk mengelompokkan murid. Sedangkan aktivitas-aktivitas bimbingan kelompok merupakan jenis kegiatan yang dilakukakan, karena pembimbing mrangkap sebagai pengajar, makabimbingan kelompok yang paling dominan. Sebab disamping memberikan pelajaran juga diiringi memberikan bimbingan secara pencegahan (preventif). Adapun bentuk bimbingan kelompok adalah pelajaran bimbingan (group guindance class), sekelompok diskusi, kelompok kerja dan home room.

1) Pelajara Bimbingan
Pelajaran bimbingan ini yang diutamakan adalah kebutuhan-kebutuhan murid yang berkenan dengan perkembangan pribadinya dan pergaulan sosialnya : dengan kata lain ahli bimbingan lebih berfungsi sebagai pendidik dari pada sebagai pengajar. Pada pelajaran bimbingan yang biasanya berupa pembahasan tentang suatu masalah yang tidak termasuk materi pelajaran yang lain. misalnya cara-cara belajar yang baik. Cara memilih jurusan / fakultas. Cara-cara bergaul, pendewasaan diri, hubungan dengan orang tua.

2) Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok ini dibentuk kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam murid yang mana murid-murid itu mendiskusikan sesuatu bersama, misalnya kesukaran dalam belajar, pergaulan dengan orang tua atau pergaulan dengan lain jenis.

b. Bimbingan secara individu
Bimbingan secara individu ini dilaksanakan ada permasalahan dari siswa yang bersangkutan langsung dipanggil ke ruang bimbingan.
Adapun bentuk dari bimbingan individu dapat berupa : pemberian informasi, pemberian nasehat, dan konsentrasi.

c. Konseling individual
Konseling individual paling tidak ada empat segi yang perlu diperhatikan dalam konseling, yaitu saat diam, kebingungan, mndengarkan dan melarikan diri dari kenyataan.

Sifat bimbingan dan penyuluhan
Masalah bimbingan dan penyuluhan mengacu pada situasi masa pemberian bantuan yang dilihat dari segi proses penampakan hal atau kesulitan yang dihadapi murid. Dengan kata lain pemberian bantuan dapat dilakukan sebelum ada kesulitan, selama ada kesulitan, dan setelah ada kesulitan yang dihadapi murid.
Sifat bimbingan menurut Andi Mapiere dibagi menjadi empat yaitu :
1. Sifat pencegahan (prefentif) yaitu pemberian bantuan (terutama) kepada murid, sebelum murid menghadapi kesulitan atau persoalan yang serius.
2. Sifat pengembangan (development) yaitu usaha bantuan yang diberikan pada murid dengan mengiringi ‘perkembangan mentalnya ; yang dimaksudkan terutama untuk menetapkan jalan berfikir dan bertindaknya murid sehingga dapat berkembang secara optimal.
3. Sifat penyembuhan (curatif) yaitu usaha bantuan yang diberikan pada murid selama atau setelah murid mengalami persoalan serius, dengan maksud agar murid agar terbebas dari kesulitan.
4. Sifat pemeliharaan (Treatment) yaitu usaha bantuan yang dimaksudka terutama unuk memupuk dan mempertahankan kesehatan mental murid yang bersangkutan bertahan dalam kesembuhan, setelah menjalani proses penyembuhan.
Dari keempat sifat bimbingan tersebut di atas, satu dengan yang lainnya sangat berbeda, dalam penggunaannya yang luas. Hafi Anshari membagi bimbingan menjadi dua bentuk bimbingan yaitu :
a. Bimbingan yang bersifat prefentif
1. Tata Tetib
2. Menanamkan kedisiplinan
3. Memberikan motivasi
4. Memberikan nasehat
b. Bimbingan yang bersifat kuratif
1. Pemberitahuan
2. Peringatan
3. Hukuman
4. Ganjaran (Mapiere, 1989:211)

Jenis-Jenis Bimbingan dan Penyuluhan
a. Penyelenggaraan kartu pribadi
Bimo Walgito mengemukakan tentang kartu pribadi yaitu :
Kartu pribadi atau disebut juga daftar pribadi merupakan suatu daftar yang memuat semua aspek diri anak. Daftar pribadi ini memuat perseorangan sehingga masing-masing anak mempunyai daftar sendiri-sendiri. (Walgito, 1989:79)
Kartu pribadi ini berfungsi sebagai langkah awal bila suatu saat akan membimbing, karena sesudah diketahui sebelumnya pangkal tolaknya.

b. Penyelenggaraan papan bimbingan
Penyelenggaraan papan bimbingan adalah merupakan suatu aspek untuk merealisasikan bimbingan penyuluhan di sekolah. Karena pada papan bimbingan anak-anak akan dapat melihat yang perlu diketahui oleh dirinya.
Pada papan bimbingan ini bisa ditulis peraturan sekolah dan cara belajar yang baik.

c. Penyelenggaraan kotak masalah
Mengenai kotak masalah ini Bimo Walgito mengemukakan sebagai berikut :
Kotak masalah sering pula disebut kotak tanya. Dasar pemikiran penyelenggaraan kotak masalah ini adalah untuk menampung masalah atau pertanyaan yang dihadapi oleh anak-anak yang lain dalam sekolah. (Walgito, 1989:79)
Penyelenggaraan kotak masalah ini disamping bersifat kuratif juga bersifat prefentif serta bersifat korektif. Sehingga permasalahan yang timbul segera akan dapat dicarikan penyelesaiannya.

d. Penyelenggaraan Kelompok Belajar
Kelompok belajar adalah bahwa kegiatan-kegiatan digolongkan kedalam tiga golongan utama secara hakiki. Ialah kegiatan-kegiatan yang bersifat individual. Kegiatan yang bersifat sosial dan kegiatan yang bersifat Ketuhanan. (Walgito, 1989:143)

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa seseorang harus memiliki sosial yang baik, bekerja sama dengan lingkungannya serta mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi atau golongan.
Secara spiikis dapat dikemukakan bahwa peranan dari bimbingan dan penyuluhan dalam lembaga pendidikan disekolah adalah memberika bantuan kepada siswa yang mempunyai permasalahan untuk dibimbing agar siswa yang bersangkutan mampu menyelesaikan kesulitan yang dihadapi baik pada saat sekarang maupun pada masa yang akan datang. Tugas tersebut tidaklah ringan dan segampang yang dibayangkan, apalagi jika dikaitkan dengan adanya gejala menurunnya aktivitas belajar siswa.

Menurut Hanafi Anshari bantuan atau bimbingan yang diberikan kepada siswa ada dua macam yaitu : “bimbingan yang bersifat prefentif (pencegahan) dan bimbingan yang bersifat kuratif (penyembuhan)”. (Anshari, 1991:67)

1) Bimbingan yang bersifat prefentif
Bimbingan yang bersifat prefentif (pencegahan) adalah pemberian bantuan kepada siswa sebelum menghadapi kesulitan atau persoalan yang serius. Cara yang ditempuh bermacam-macam, antara lain : memelihara situasi yang baik dan menjaga situasi itu agar tetap baik. Dalam hal ini hubungan siswa dengan guru dan staf yang lain harus dijaga sebaik mungkin. Saling mengerti kedudukannya sehingga satu dengan yang lainnya tidak saling membenci. Demikian juga guru dalam menyampaikan materi harus disesuaikan dengan keadaan anak. Minat anak dan guru berusaha semaksimal mungkin menimbulkan semangat anak agar tidak merasa bosan terhadap guru dan materi yang diberikan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Dewa Ketut Sukardi menjelaskan :
Bimbingan berfungsi prefentif, pencegahan terjadinya atau timbulnya masalah dari anak didik dan berfungsi preservation. Memelihara situasi dan menjaga supaya situasi itu tetap baik. (Sukardi, 1983:8).

Selanjutnya bimbingan prefentif ini bisa dengan cara penggunaa waktu senggang. Jenis bimbingan ini untuk membantu siswa dalam menggunakan waktu senggang dengan cara mengisi kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain atau lingkungan.

Dengan bimbingan jenis ini diharapkan siswa mampu memanfaatkan waktu senggang dengan mengisi kegiatan-kegiatan belajar, bekerja atau rekreasi yang membawa manfaat.

Sebagaimana dikemukakan oleh I. Djumhur dan Moh. Surya sebagai berikut :
Kegiatan bimbingan menggunakan waktu senggang antara lain membantu siswa dalam hal :
1. Menggunakan waktu-waktu senggang untuk kegiatan produktif.
2. Menyusun dan membagi waktu belajar dengan sebaik-baiknya.
3. mengisi dan menggunakan waktu pada jam-jam bebas, hari libur dan sebagainya.
4. Merencanakan suatu kegiatan. (Ahmadi, 1978:38)

Menggunakan waktu senggang untuk kegiatan produktif, seperti ; kegiatan OSIS, kepramukaan, organisasi keagamaan, olah raga dan kesenian yang dapat mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki peserta didik sehingga selalu merasa diliputi dalam kesibukan. Hal ini sedikit sekali bagi mereka memikirkan dan mengatur waktunya pada hal-hal yang tidak baik dan menjurus pada kegiatan amoral.

Adapun bimbingan yang bersifat pencegahan adalah tata tertib, menanamkan kedisiplinan, memberikan motivasi, dan memberikan nasehat. (Anshari, 1991:67)
a) Tata Tertib
Tata tertib adalah beberapa peraturan yang harus ditaati dalam situasi atau dalam suatu tata kehidupan tertentu. Peraturan tersebut dalam hal ini dapat berbentuk tulisan atau tidak tertulis. Yang tertulis misalnya tata tertib antara guru dengan murid, tata tertib pergaulan dan sebagainya.
b) Menanamkan kedisiplinan
Disiplin adalah merupakan suatu sikap mental yang dengan kesadaran dan keinsafannya mematuhi terhadap perintah-perintah atau larangan yang ada terhadap suatu hal. Karena mengerti betul-betul tentang pentingnya dan larangan tersebut. Karena itu disiplin harus ditanamkan dalam sanubari anak. Menurut Hafi Anshari untuk menanamkan kedisiplinan pada anak dapat diusahakan dengan jalan : pembiasaan, dengan contoh dan teladan, dengan penyadaran dan dengan pengawasan atau kontrol. (Anshari, 1991:68)
(1) Dengan Pembiasaan
Anak dibiasakan untuk melakukan sesuatu dengan baik, tata tertib dan teratur, misalnya berpakaian yang rapi, masuk dan keluar kelas harus dengan ijin guru, harus memberi salam dan sebagainya.

(2) Dengan contoh dan teladan
Suri tauladan yang baik perlu mendapatkan perhatian yang sesungguhnya dari guru. Untuk itulah guru harus lebih dahulu memberikan contoh dengan perbuata yang baik, sebab kalau tidak maka dikalagan murid akan timbul semacam protes tentang keadaan tersebut sehingga akan menimbulkan rasa tidak senang, iri hati dan tidak ikhlas. Perbuatan baik itu dikerjakan oleh murid hanya karena keterpaksaan.


(3) Dengan penyadaran
Disamping adanya pembiasaan, contoh dan teladan, maka anak semakin kritis ingin mengerti tentang arti peraturan atau larangan tang ada. Maka kewajiban para guru untuk memberikan penjelasan, alasan yang dapat diterima dengan baik oleh pikiran anak. Sehingga dengan demikian timbul kesadaran anak tentang adanya perintah yang harus dikerjakan dan larangan-larangan yang harus ditinggalkan.

(4) Dengan pengawasan atau kontrol
Bahwa kepatuhan anak terhadap peraturan atau tata tertib mengenal juga adanya situasi tertentu yang mempengaruhi terhadap anak. Adanya kemungkinan anak nyeleweng atau tidak mematuhi tata tertib maka perlu diadakan pengawasan yang intensif terhadap situasi yang tidak diinginkan yang akibatnya akan merugikan keseluruhan.

b) Memberi motivasi
Memberikan motivasi disini lebih ditekankan pada pembetukan akhlaq yang baik, yang mana akhlaq merupakan keseluruhan dari gerak hidup manusia.
Dalam hal ini Sardiman AM mengemukakan pendapatnya :
Istilah motivasi banyak digunakan diberbagai bidang dan situasi dalam hal ini tidak akan dikemukakan motivasi dalam bidang dan motivasi dalam pembentukan akhlaq siswa. (Sardiman, 1987:93)

c) Memberikan Nasehat
Dalam Bahasa Indonesia kata nasehat diartikan sebagai ajaran atau pelajaran yang baik. Namun suatu nasehat sudah barang tentu mesti timbul dari hati nurani yang bersih dan murni. Dengan tulus hati dengan kepentingan dan kebaikan yang dinasehati.

Pemberian nasehat dapat dilakukan dengan memberikan jalan untuk kebahagiaan hidup didunia dn kebahagiaan akherat. Mengingat mereka dengan yang halus dan yang lembut serta memberikan peringatan mengenai kelalaian mereka terhadap kewajiban sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial.

2) Bimbingan yang bersifat kuratif (Penyembuhan)
Bimbingan yang bersifat kuratif yaitu uasaha bantuan yang diberikan pada murid selama atau setelah murid mengalami persoalaan serius. Dengan maksud utama agar murid yang bersangkutan terbebaskan dari kesulitan.

Dalam rangka pemberian bantuan yang diberikan secara sistimatis kepada klien digunakan berbagai langkah dan tehnik agar orang yang bersangkutan mampu untuk memecahkan segala problem yang dihadapi, apakah itu yang bersifat pribadi yang mengganggu perasaan, frustasi dan menghadapi untuk menentukan pilihan yang tepat sesuai dengan kemampuannya.

Bimbingan yang bersifat kuratif berupa pemberitahuan, peringatan, hukuman dan ganjaran. (Anshari, 1991:67)

a) Pemberitahuan
Pemberitahuan yaitu memberikan informasi kepada anak terhadap sesuatu hal yang kurang baik karena hal itu mengganggu jalannya proses pendidikan. Pemberitahuan ini diberikan kepada anak yang belum tahu misalnya seorang anak yang memberikan sesuatu kepada gurunya dengan tangan kirinya. Hal tersebut kemungkinan dilingkungan sekitarnya dan tidak ada yang memberitahukan bahwa hal itu, bukanlah anak yang bersagkutan langsung dimarahi.

b) Peringatan
Peringatan diberikan terhadap anak yang sudah berkali-kali melakukan pelanggaran dimana sebelumnya sudah diberi teguran dan biasanya peringatan itu disertai dengan ancaman apabila hal tersebut terulang kembali. Misalnya ada seorang anak yang berbuat nakal pada temannya beberapa kali, setelah ditegur juga dia masih melakukan, maka diberi peringatan dengan satu ancaman umpamanya kalau sampai melakukan lagi akan dikeluarkan dari sekolah.

c) Hukuman
Hukuman adalah tindakan yang paling akhir terhadap pelanggaran yang sudah berkali-kali dilakukan setelah diberitahukan, dan diperingati. Hukuman mempunyai arti dan nilai sebagai berikut:
(1) Hukuman sebagai akibat suatu pelanggaran
(2) Hukuman sebagai titik tolak agar tidak terjadi pelanggaran

d) Ganjaran
Ganjaran adalah alat pendidikan reppresif yang bersifat menyenangkan. Ganjaran diberikan pada anak didik yang mempunyai prestasi terentu dalam pendidikan, memiliki kerajinan dan tingkah laku yang baik. Sehingga dapat dijadikan contoh teladan bagi teman-temannya. Ganjaran itu dapat berupa pujian, penghormatan, hadiah dan tanda penghargaan.

Peranan Bimbingan dan Penyuluhan dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Siswa.

Tujuan pendidikan nasional berlaku bagi semua jenis sekolah dan dilaksanakan dengan ciri-ciri khas dari setiap jenjang pendidikan sekolah. Dengan kata lain, tujuan institusional harus diselaraskan dengan tujuan pendidikan nasional dan merupakan suatu konsentrasi yang harus membawa tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Untuk mencapai tujuan pendidikan siswa perlu dapat bimbingan agar mereka dapat membina sebanyak mungkin dari pengalaman disekolah. Akan tetapi kemampuan guru dalam membimbing anak didiknya terbatas, sedangkan masalah yang dihadapi anak didik semakin hari semakin kompleks. Dari semacam kondisi inilah peranan bimbingan dan penyuluhan diperlukan, dalam rangka memanimalisasi kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Tujuan akhir pelayanan bimbingan ini sama dengan tujuan pendidikan di sekolah, tetapi cara untuk sampai pada tujuan itu lain yang digunakan dalam bidang-bidang pendidikan sebagaimana yang dikemukakan oleh W.S. Winkel :

Bimbingan disekolah menengah merupakan bidang khusus dalam keseluruhan pendidikan sekolah yaitu memberikan pelayanan yang ditangani oleh ahli-ahli yang telah disiapkan untuk itu. Ciri khas dari pelayanan ini terletak dalam hal memberikan bantuan mental atau psikologis kepada murid dalam membulatkan perkembangannya. Tujuan dari pemberian bimbingan ialah supaya setiap murid berkembang sejauh mungkin untuk mengambil manfaat sebanyak mungkin dari pengalamannya disekolah, mengingat ciri-ciri pribadinya dan tuntunan kehidupan dalam masyarakat sekarang. (Winkel, 1991:28)

Dengan adanya peranan dan bimbingan terserbut diharapkan semua persoalan yang dihadapi anak didik dapat diantisipasi sedini mungkin. Menurut Bimo Walgito bimbingan dan penyuluhan di sekolah dapat dilaksanakan dengan bermacam sifat :

1. Preventif, yaitu bimbingan yang diberikan dengan tujuan untuk mencegah jangan sampai timbul kesulitan yang menimpa diri anak atau individu.
2. Korektif, yaitu memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh individu.
3. Preservatif, yaitu memelihara atau mempertahankan yang telah baik, jangan sampai menjadi keadaan yang tidak baik (Walgito, 1984:26)

Dari uraian tersebut dapat ditarik benang merah bahwa peranan dari pada bimbingan dan penyuluhan sangat diperlukan oleh siswa dalam rangka untuk mencapai tujuan dari pada pendidik dan pengajaran.

Rabu, 19 Mei 2010

Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu sistem (berbasiskan komputer) yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. Sistem informasi geografis dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena-fenomena dimana lokasi geografis merupakan karateristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografis seperti masukan, keluaran, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), dan analisis data (Stanley dalam Prahasta, 2005).

SIG (Gambar 1) merupakan sebuah sistem yang saling serangkaian satu dengan yang lain. BAKOSURTANAL menjabarkan SIG sebagai kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi, dan personel yang didesain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi. Dengan demikian, basis analisis dari SIG adalah data spasial dalam bentuk digital yang diperoleh melalui data satelit atau data lain terdigitasi. Analisis SIG memerlukan tenaga ahli sebagai interpreter, perangkat keras komputer, dan software pendukung (Budiyanto, 2002).

Sejarah Perkembangan GIS

Dalam rangka mendeteksi perubahan yang terjadi di permukaan bumi diperlukan suatu teknik yang dapat mengidentifikasi perubahan-perubahan atau fenomena melalui pengamatan pada berbagai waktu yang berbeda. Menurut Singh (1989) salah satu data yang paling banyak digunakan adalah data penginderaan jauh dari satelit yang dapat mendeteksi perubahan karena peliputannya yang berulang-ulang dengan interval waktu yang pendek dan terus menerus. Penginderaan jauh merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan informasi mengenai obyek dan lingkungannya dari jarak jauh tanpa sentuhan fisik. Biasanya menghasilkan beberapa bentuk citra yang selanjutnya diproses dan diinterpretasi untuk menghasilkan data yang bermanfaat untuk aplikasi sesuai dengan kebutuhannya (Lo, 1996).

Sejak SIG pertama kali hadir pada tahun 1960-an, terjadi perkembangan yang sangat pesat di bidang perangkat lunak SIG baik yang berbasiskan data spasial vektor maupun raster. Beberapa diantara sistem SIG ini dikembangkan dengan tujuan eksperimental di lingkungan akademis di beberapa universitas. Sementara sistem-sistem SIG yang lain sudah dikembangkan sebagai sistem yang benar-benar operasional sebagaimana perangkat lunak aplikasi SIG pada saat ini. Tetapi sayangnya, tidak sedikit dari sistem-sistem yang dikembangkan pada saat itu tidak berfungsi secara penuh sebagai tools untuk analisis spasial. Sementara pada kasus-kasus yang lain, sistem-sistem (khususnya SIG) tersebut masih sering mengalami gangguan seperti ‘hang’ sehingga menyebabkan kemacetan atau kegagalan dalam menjalankan fungsi-fungsinya (Prahasta, 2001).

Penggunaan sistem informasi geografis meningkat tajam sejak tahun 1980-an. Peningkatan pemakaian sistem ini terjadi di kalangan pemerintah, militer, akademis, atau bisnis terutama di negara-negara maju. Perkembangan teknologi digital sangat besar peranannya dalam perkembangan penggunaan SIG dalam berbagai bidang. Hal ini dikarenakan teknologi SIG banyak mendasarkan pada teknologi digital ini sebagai alat analisis (Budiyanto, 2002).

Cara Kerja SIG

SIG dapat merepresentasikan dunia nyata di atas monitor sebagaimana lembaran peta dapat memrepresentasikan dunia nyata di atas kertas. Tetapi, SIG memiliki kekuatan lebih dan fleksibilitas dari pada lembaran peta kertas. Peta merupakan representasi grafis dari dunia nyata; objek-objek yang direpresentasikan diatas peta disebut unsur peta atau map features (contohnya adalah sungai, taman, kebun, jalan, dan lain-lain). Karena peta mengorganisasikan unsur-unsur berdasarkan lokasinya, peta sangat baik dalam memperlihatkan hubungan atau relasi yang dimiliki oleh unsur-unsurnya.

SIG menyimpan semua informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai atribut-atribut di dalam basis data. Kemudian, SIG membentuk dan menyimpan dalam tabel-tabel(relasional). Setelah itu, SIG menghubungkan unsur-unsur di atas dengan tabel-tabel bersangkutan, Dengan demikian, atribut-atribut ini dapat diakses melalui lokasi-lokasi unsur-unsur peta, dan sebaliknya, unsur-unsur dapat dicari dan ditemukan berdasarkan atribut-atributnya.

SIG menghubungkan sekumpulan unsur-unsur peta dengan atribut-atributnya di dalam satuan-satuan yang disebut layer. Sungai, bangunan, jalan, laut, batas-batas administrasi, perkebunan, dan hutan merupakan contoh-contoh layer. Kumpulan dari layer-layer ini akan membentuk basis data SIG (Gambar 2.). Dengan demikian, perancangan basisdata merupakan hal yang esensial di dalam SIG. Rancangan basisdata akan menentukan efektifitas dan efisiensi proses-proses masukan, pengelolaan, dan keluaran SIG.

Peran Sistem Informasi Geografis

Menurut Bernhardsen (1992), dalam SIG terdapat berbagai peran dari berbagai unsur, baik manusia sebagai tenaga ahli dan sekaligus operator, perangkat alat (lunak/keras) maupun objek permasalahan. SIG adalah sebuah rangkaian sistem yang memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan analisis spasial. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer untuk melakukan pengolahan data seperti perolehan dan verifikasi, kompilasi, penyimpanan, pembaruan dan perubahan, manajemen dan pertukaran, manipulasi, penyajian, dan analisis. Rustiadi et al. (1999) mendefinisikan analisis spasial sebagai suatu kemampuan umum untuk memanipulasi data spasial ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda dan mengekstraksi pengertian tambahan

Tanah Sulfat Masam

Tanah Sulfat Masam

Bahan sulfidik (pirit) merupakan hasil endapan marin. pirit terbentuk melalui serangkaian proses kimia, geokimia, dan biokimia secara bertahap. Ion-ion sulfat yang banyak terkandung dalam air laut oleh ayunan pasang diendapkan pada dataran-dataran pantai dan sebagian menjorok memasuki mintakat pasang surut. Besi yang merupakan penyusun mineral silikat dalam bahan induk tanah bersenyawa dengan sulfat. Pada dasarnya, persenyawaan antara sulfat dengan besi inilah yang membentuk pirit (Noor, 2004). Pembentukan pirit dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain (1) tingginya kandungan bahan organik, (2) suasana yang anaerob, (3) jumlah sulfat terlarut, da, (4) kadar besi terlarut (Dent, 1986).

Pada tanah-tanah mineral rawa sering terjadi keracunan, antara lain oleh alumunium (Al), besi (Fe3+), sulfida (H2S), karbondioksida (CO2), dan asam-asam organik yang tinggi. Kadar Al pada tanah mineral rawa berkaitan dengan oksidasi pirit. Suasana yang sangat masam mempercepat pelapukan mineral alumino-silikat akibat perusakan kisi dari mineral tipe 2:2 (seperti monmorilonit) menjadi mineral tipe 1:1 (kaolinit) dengan membebaskan dan melarutkan Al yang lebih banyak (Notohadikusumo, 2000).

Menurut klasifikasi tanah Badan Makanan dan Pertanian Dunia (FAO – Unesco, 1994), tanah sulfat masam dibagi menjadi tiga jenis yaitu Thionic Fluvisol, Thionic Gleysol, dan Thionic Histosol. Istilah fluvi (fluviatil) menunjukkan arti sebagai hasil endapan (marin), gley menunjukkan kadar lempung yang tinggi, sedangkan histo menunjukkan adanya lapisan gambut diatas permukaan.

Tanah sulfat masam ditandai warna tanah yang kelabu, bersifat mentah, dan kemasaman sedang sampat tinggi (Breemen dan Pons, 1978). Identifikasi dan mengenal tanah sulfat masam dapat dilakukan di lapangan secara cepat, mudah dan sederhana (Notohadiprawiro, 1985).

Warna matriks tanah pada lahan sulfat masam umumnya cokelat gelap untuk lapisan atas dan abu-abu (grey) untuk lapisan bawah yang menunjukkan adanya pirit. Warna coklat gelap menunjukkan tingginya kadar bahan organik, sedangkan warna abu-abu mencerminkan tingginya kadar mineral kaolinit (Breemen, 1982). Warna matriks tanah sulfat masam mempunyai hubungan dengan ada tidaknya pirit. Warna abu-abu gelap kehijauan (5Y 4/1) menunjukkan adanya pirit dan warna semakin gelap menunjukkan kadar pirit yang semakin tinggi (Noor, 2004).

POSTING TERBARU